Pengertian dan Fungsi PGPR.

    Dalam pembahasan dunia pertanian dikenal berbagai macam bakteri, bakteri baik atau bakteri jahat.

    Bakteri baik yang menguntungkan seperti Lactobacillus sp, Bacillus subtilis, Pseudomonas sp, Salmonella liquefaciens dan Rhizobium leguminosarum.

    Sedangkan bakteri racun bakteri Pseudomonas solanacearum yang menyebabkan layu bakteri dan bakteri Xanthomonas oryzae yang menyebabkan penyakit hawar bakteri.

Lalu apa yang berhubungan dengan PGPR?

    PGPR (Pertumbuhan Tanaman Mempromosikan Rhizobakter) adalah sejenis bakteri yang tumbuh dan berkembang biak lokasi perakaran tanaman.

    Bakteri tersebut secara langsung berkoloni disekeliling daerah perakaran yang mengingatkannya sangat menguntungkan bagi tanaman.

    Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhan tanaman.
Kelompok Bakteri tersebut disebut PGPR (Plant Growth Mempromosikan Rhizobakteri) atau RPTT (Rhizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman).

    Yang merupakan Kelompok Bakteri agresif yang berada disekitar rizosfir (perakaran) PGPR atau RPTT tidak berlaku secara langsung maupun tidak langsung.

    Pengaruhnya secara langsung adalah kemampuannya menyediakan dan memobilisasi berbagai jenis dan produksi konsentrasi pemacu tumbuh.

    Sementara pengaruh tidak langsungnya adalah kemampuannya bersama-sama dengan berbagai komponen atau metabolit seperti antibiotik.

Berikut adalah beberapa fungsi dan peran dari PGPR atau RPTT:

1. Merangsang pembentukan hormon (ZPT) IAA, auksin, giberelin, sitokinin, etilen dll,
2. Menekankan penyakit tanaman dengan perak yang dihasilkannya (glukanase dan
kitinase),
3. Melarutkan meningkatkan unsur P dalam
tanah,
4. Meningkatkan Mn (Mangan),
5. Melarutkan unsur sulfur (S) dan meningkatkan daya serap tanaman untuk hal-hal tersebut,
6. Meningkatkan daya serap tanaman terhadap unsur- unsur Fe,
7. Meningkatkan nitrogen (N)
8. Menghambat pertumbuhan dan perkembang biakan penyakit perakaran,
9. Menjadi sumber patogen dalam daftar makanan, populasi patogen berkurang,
10. Menghambat proses analitik tanaman dengan cara menghambat produksi etilen (zat yang menyebabkan tanaman cepat tua
dan mati),
11. Meningkatkan populasi bakteri dan cendawan menguntungkan.

    Beberapa bakteri PGPR seperti Bacillus subtilis mampu memproduksi racun yang mampu melawan cendawan patogen.

    PGPR juga mampu meningkatkan kualitas tanaman dengan produksi hormon (ZPT), kemampuan fiksasi N untuk meningkatkan unsur N dalam tanah, dan penghasil osmolit sebagai osmoprotektan pada kondisi kekurangan udara (kekeringan).

    Selain itu salah satu bakteri PGPR yaitu Pseudomonas sp.mampu menghasilkan hormon pemacu dari pertumbuhan tanaman yang dapat meningkatkan berat kering hasil panen jagung mencapai 9%.

    Sementara bakteri PGPR lainnya, yaitu Salmonella liquefaciens yang mampu meningkatkan berat kering jagung mencapai 10% dan Bacteri  Bacillus sp serta meningkatkan berat kering mencapai 7%.

Sekian Makmur Petani Indonesia.

Pengertian dan Fungsi PGPR | Tanitek


Pengertian dan Fungsi PGPR.

    Dalam pembahasan dunia pertanian dikenal berbagai macam bakteri, bakteri baik atau bakteri jahat.

    Bakteri baik yang menguntungkan seperti Lactobacillus sp, Bacillus subtilis, Pseudomonas sp, Salmonella liquefaciens dan Rhizobium leguminosarum.

    Sedangkan bakteri racun bakteri Pseudomonas solanacearum yang menyebabkan layu bakteri dan bakteri Xanthomonas oryzae yang menyebabkan penyakit hawar bakteri.

Lalu apa yang berhubungan dengan PGPR?

    PGPR (Pertumbuhan Tanaman Mempromosikan Rhizobakter) adalah sejenis bakteri yang tumbuh dan berkembang biak lokasi perakaran tanaman.

    Bakteri tersebut secara langsung berkoloni disekeliling daerah perakaran yang mengingatkannya sangat menguntungkan bagi tanaman.

    Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhan tanaman.
Kelompok Bakteri tersebut disebut PGPR (Plant Growth Mempromosikan Rhizobakteri) atau RPTT (Rhizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman).

    Yang merupakan Kelompok Bakteri agresif yang berada disekitar rizosfir (perakaran) PGPR atau RPTT tidak berlaku secara langsung maupun tidak langsung.

    Pengaruhnya secara langsung adalah kemampuannya menyediakan dan memobilisasi berbagai jenis dan produksi konsentrasi pemacu tumbuh.

    Sementara pengaruh tidak langsungnya adalah kemampuannya bersama-sama dengan berbagai komponen atau metabolit seperti antibiotik.

Berikut adalah beberapa fungsi dan peran dari PGPR atau RPTT:

1. Merangsang pembentukan hormon (ZPT) IAA, auksin, giberelin, sitokinin, etilen dll,
2. Menekankan penyakit tanaman dengan perak yang dihasilkannya (glukanase dan
kitinase),
3. Melarutkan meningkatkan unsur P dalam
tanah,
4. Meningkatkan Mn (Mangan),
5. Melarutkan unsur sulfur (S) dan meningkatkan daya serap tanaman untuk hal-hal tersebut,
6. Meningkatkan daya serap tanaman terhadap unsur- unsur Fe,
7. Meningkatkan nitrogen (N)
8. Menghambat pertumbuhan dan perkembang biakan penyakit perakaran,
9. Menjadi sumber patogen dalam daftar makanan, populasi patogen berkurang,
10. Menghambat proses analitik tanaman dengan cara menghambat produksi etilen (zat yang menyebabkan tanaman cepat tua
dan mati),
11. Meningkatkan populasi bakteri dan cendawan menguntungkan.

    Beberapa bakteri PGPR seperti Bacillus subtilis mampu memproduksi racun yang mampu melawan cendawan patogen.

    PGPR juga mampu meningkatkan kualitas tanaman dengan produksi hormon (ZPT), kemampuan fiksasi N untuk meningkatkan unsur N dalam tanah, dan penghasil osmolit sebagai osmoprotektan pada kondisi kekurangan udara (kekeringan).

    Selain itu salah satu bakteri PGPR yaitu Pseudomonas sp.mampu menghasilkan hormon pemacu dari pertumbuhan tanaman yang dapat meningkatkan berat kering hasil panen jagung mencapai 9%.

    Sementara bakteri PGPR lainnya, yaitu Salmonella liquefaciens yang mampu meningkatkan berat kering jagung mencapai 10% dan Bacteri  Bacillus sp serta meningkatkan berat kering mencapai 7%.

Sekian Makmur Petani Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar